MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
INDONESIA
I 945 - 2007
(diringkas dari tulisan Edy Prayitno
Pegawai Bps Kabupaten Way Kanan
Provinsi Lampung)
Manajemen pembangunan indonesia berlandasan yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 Strateginya yaitu manajemen proses pembangunan yang mengusahakan
(strategi) secara serasi dan berkaitan dengan trilogi pembangunan (pertumbuhan
ekonomi,
pemerataan.
dan stabilitas nasional) yang pada akhirnya akan menunjang ketahanan nasional.
Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah dan peraturan perundang-undangan pelaksana
lainnya/turunannya, merupakan kebiiakan yang bertujuan untuk mempercepat
proses, yang pada akhirnya diharapkan akan
berpengaruh
terhadap pencapaian hasil pembangunan yang tepat guna dan hasil guna, dalam
arti pembangunan yang dilaksanakan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan
masyarakat untuk kelangsungan hidupnya (suistainable community) dengan memperhatikan
keseimbangan ekosistem
Pada saat ini indikator keberhasilan pembangunan terdiri atas
bagaimana tingkat pengembangan sumber daya rnanusia (indeks pembangunan
Manusia/human development index/HDI, tingkat pencapaian ekonomi dan tingkat
keseimbangan alam (ekosistem).' Ketiga aspek tersebut memiliki keterkaitan dan
ketergantungan (interrelasi dan interdependensi). Indeks Pembangunan Manusia
merupakan indeks dari angka harapan hidup (AHH), angka Rata-Rata Lama Sekolah
(RLS), Angka Melek Hurup (AMH), dan kemampuan daya beli (Purchasing Pover
Parity/PPP). Sementara tingkat pencapaian ekonomi meliputi Lalu Pertumbuhan
Ekonomi (LPE). Inplasi, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan
sembilan lapangan usahanya (pertanian-petemakan-kehutanan-perikanan,
pertambangan-penggalian, industri pengolahan, listrik-gas-air bersih, bangunan,
perdagangan-hotel-restran. Penganggkutan komunikasi. keuangan-persewaan-jasa
perusahaan-dan jasa-jasa lainnya. Keseimbangan alam dan lingkungan berkaitan
dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), pelestarian lingkungan hidup
(hewani-hayati), serta tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan (polusi
udara. air, tanah) yang secara nyata berpengaruh terhadap derajat kesehatan
masyarakat. Terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (lPM). ada tiga bidang
yang terkait didalamnya yaitu bidang pendidikan, kaitan dengan capaian Angka
melerek Hurup (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). bidang kesehatan kaitan
dengan Angka Harapan Hidup (AHH) dan bidang ekonomi kaitan dengan kemampuan
daya beli masyarakat (PPP). Walaupun AMH dan RLS belum menggambarkan kualitas
pendidikan secara menyeluruh tapi itulah yang disepakati dunia internasional
sebagai indikator, dalam hal ini yaitu UNDP. Permasalahan dan tugas kita adalah
bagaimana kita merancang pembangunan agar indikator tersebut dapat diraih
dengan penekanan pada kualitas pendidikan. Inti dari proses pendidikan adalah transfer
of knowledge and transfer of value. Selain memenuhi standar tersebut, maka kita
perlu memikirkan bagaimana proses pendidikan berjalan dengan pemerataan
kesempatan menuju indikator RLS, kita pikirkan juga bagaimana kualitas proses
dalam melakukan tansfer of knowledge dan transfer of valuenya serta muatan
nilai-nilai seperti apa yang disampaikan sehingga pada gilirannya dapat membentuk
kualitas warga belajar/peserta didik yang disatu sisi dapat mencerminkan budaya
masyarakat setempat secara komunal, tetapi juga dapatmencerminkan komunitas
modern yang senapas dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi internasional.
Untuk itu mungkin fokus kita akan diarahkan kepada : 1) perataan
kesempatanbelajar dengan segala pola dan bentuknya, 2) kualitas proses belajar
yang syarat nilai-nilai (value). 3) kualitas hasil dengan orientasi pada
pembentukan sikap dan kebiasaan (habbit and attitude),yang pada gilirannya akan
membentuk manusia yang berkarakter.
Dikarenakan ketiga aspek tersebut di atas memiliki interrelasi dan
interdependensi, maka dalam perkembanganya harus seiring dan sejalan. Agar
kondisi tersebut dapat dicapai maka perlu suatu kreatifitas (melalui
nalar,wawasan, pengetahuan, nurani, keyakinan dan keimanan) sehingga melahirkan
budaya baru dalam masyarakat yang syarat dengan nilai-nilai falsafah kehidupan.
Dalam implementasi (pelaksanaan) pembangunan akan banyak dipengaruhi oleh local
community and environment, dalam arti pola dan bentuknya akan tergantung kepada
masyarakatdan lingkungan lokal.
Dalam konteks negara berkembang administrasi publik adalah
mekanisme pembangunan yang amat penting, karena itu dari sudut pandangan
paradigmatis, salah satu totalitas konstelasi pemikiran yang cukup besar
pengaruhnya terhadap administrasi publik baik sebagai bidang ilmu maupun
sebagai praktek adalah pemikiran tentang pembangunan. Dalam perkembangannya
terdapat perubahan-perubahan tentang konsep pembangunan, yang kemudian
berimplikasi pada pemikiran tentang bentuk sistem administrasi dan manajemen
yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai tujuan pembangunan.
pendekatan mikro dalam manajemen pembangunan melihan aspek prilaku
manager dalam pembangunan,antara lain :
Hubungan paradigmatis teori pembangunan dan sistem administrasi
negara. Model
pembangunan
ini menekankan pemenuhan kebutuhan pokok. termasuk kesempatan kerja dan
berusahan pemberantasan kelaparan dan peningkatan gizi, peningkatan status
kesehatan, perumahan, listrik, air minum, dan sebagainya. dengan perubahan
model ini terjadi pula perubahan dalam model administrasi/manajemen pembangunan
kepada yang lebih menekankan peningkatan pelayanan publik, debirokratisasi,
peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan, dan peningkatan partisipasi daerah
dalam penyusunan dan implementasi rencana.
Pengamatan dan Penampilan Konsep dan Strategi Pembangunan
Ø
Penampilan konsep dan strategi pernbangunan
sejak lndonesia merdeka terlihat dinamis, yaitu pembangunan yang bias ke
politik pada masa orde lama, ke pembangunan yang memiliki bias ekonomi yang
besar pada masa orde baru. dan bias ke ekonomi dan potitik pada masa reformasi.
Ø
Penampilan tingkat pertumbuhan ekonomi (GNP).
cenderung tidak mampu diikuti dengan dan oleh pertumbuhan pembangunan sosial,
budaya, dan politik yang seimbang
Ø
Penampilan hasil-hasil pembangunan belum
dinikmati secara merata oleh segenap lapisan masyarakat
Ø
Penampilan peningkatan GNP tidak diikuti
dengan peningkatan produktivitas nasional (hidayat 1986)
Ø
Penampilan koefisien gini yang merupakan
indikator pemerataan hasil pembangunan menunjukkan tingkat ketimpangan yang
cukup memprihatinkan di beberapa daerah (moljarto tjokowinoto. 1986)
Ø
Penampilan ketika resesi ekonomi dunia telah
menyebabkan merosotnya harga minyak serta berbagai komoditi, sehingga
menyebabkan merosotnya daya beli di dalam negeri., keadaan ini telah memaksa
pemerinrah untuk melakukan reorientasi strategi pembangunan industri, industri
substitusi import menjadi industri untuk eksport, yang dalam pelaksanaannya
kurang berhasil karena tingkat produktivitas yang rendah, kemampuan manajemen
yang relatif rendah, kemampuan belum memadai untuk menjawab tantangan -
tantangan pada persaingan yang semakin tajam. tantangan-tantangan tersebut
perlu diatasi secara siste-matis dan konsepsional melalui administrasi dan
manajemen pembangunan.
Ø
Penampilan pembangunan di sektor-sektor
pelayanan yang disediakan oleh pemerintah lebih rnenguntungkan masyarakat kota
dan kelompok sosial-ekonomi tertentu, bukan golongan masyarakat yang amat
membutuhkan pelayanan tersebut
Ø
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan
yang dinamik ke arah keadaan sosial, ekonomi, dan politik yang lebih modern.
pembangunan merupakan gejala sosial yaug berdimensi banyak dan dapat didekati
dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan
Ø
Pembangunan merupakan rangkaian proses
perubahan yang majemuk dalam bidang politik, sosiai, dan ekonomi.
Manajemen pembangunan Indonesia sejak merdeka yaitu 17 agustus
1945 sampai oktober 2007 dapat
digambarkan sebagai berikut :
1.
Indonesia di masa orde lama (soekarno,
1945-1966)
1940-an s/d 1960-an mengikuti pandangan strukturalitas tentang
pembangunan yang berlaku. Pandangan ini berasumsi negara sedang berkembang
ditandai oleh kelompok budaya,sosial, dan kelembagaan yang menghambat atau
mencegah perubahan. Pandangan ini juga mementingkan kuantitas manajemen
dibandingkan harga. Umumnya mengalami kegagalan. Tahun 1948 bank dunia
memberikan pinjaman pertamanya kepada negara diluar eropa. pada tahun
1950-an,gelombang antusiasme mencapai puncaknya dalam rangka perencanaan
ekonomi terpusat. Secara ekonomi, belanda masih menguasai perusahaan di sektor
perkebunan dan menguasai perdagangan internasional (KMB). Disisi lain cina
tetap menguasai perdagangan dalam negri
dan mayoritas orang indonesia tetap menjadi petani.
Demokrasi
parlementer (1949 – 1959 ) menghasilkan kebijakan politik benteng yang
bertujuan menciptakan pengusaha pribumi. Namun masih relatif kecil dibandingkan
akumulasi modal pengusaha asing dan cina.
Demokrasi
liberal (1957 – 1959 ) menghasilkan
gejolak politik yang cukup serius yaitu sumatra barat dan sulawesi utara
melakukan perlawananbersenjata sebagaireaksi dominasi jawa dan ketimpangan
ekonomi antara daerah dan pusat. Pada masa ini, politisi kelas menengah ke atas
menguasai ekonomi politik indonesia sedangkan rakyat indonesia belum
berubah,masih miskin.
Demokrasi
terpimpin ( 1959 – 1965 ) pada masa
ini soekarno menguasai penuh birokrasi negara. Tahun 1957 perusahaan
belanda dinasionalisasikan, setelah tahun 1959 proses nasionalisasi perusahaan asing makin meluas. Tahun 1963
perusahaan inggris juga diambil alih,
milim amerika serikat juga diambil alih ditahun 1965. Semua perusahaan tersebut
dikelola oleh perwira militer, namun bisnis masih dikuasai pengusaha cina. Pada
1 oktober 1965 yang berakhir dengan kemenangan militer dimana soeharto sebagai
simbolnya.kondisi ekonomi sangat parah
dengan ditandai tingginya inflasi yaitu mencapai 732% antara tahun 1964
– 1965 dan masih mencapai 697% antara tahun 1965 – 1966.
2.
Sejak tahun 1967,dibawah pemerintahan militer
( soeharto,1965-1998) menjadi pelaksana teori pertumbuhan rostow. Ada lima
tahap pertumbuhan ekonomi, yaitu tahap pertama “masyarakat tradisional”, tahap
kedua “pra kondisi untuk tinggal landas”, tahap ketiga “tinggal landas”, tahap
keempat “menuju kedewasaan”, tahap kelima “konsumsi masa tinggi”. Pembangunan
di Indonesia dilaksanakan secara berkala untuk lima tahunan yang dikenal dengan
PELITA (pembangunan lima tahun).
PELITA I ( 1 april 1969 – 31 maret 1974 ) memprioritaskan sektor pertanian dan industri.
PELITA II (1 april 1974 – 31 maret 1979) memprioritaskan
pembangunan ekonomi dengan dititikberatkan pada sektor pertanian dan
peningkatan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
PELITA III (1 april 1979 – 31 maret 1984) memprioritaskan pembangunan
ekonomi dengan titikberat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dengan
meningkatkan sektor industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi dalam
rangka menyeimbangkan struktur ekonomi.
PELITA IV (1 april 1984 – 31 maret 1989) memprioritaskan pembangunan ekonomi dengan titikberat pada
sektor pertanian untuk memantapkan
swasembada pangan dengan meningkatkan sektor industri yang mengahasilkan
mesin industri berat dan ringan, pembangunan bidang politik, sosbud, pertahanan
dan keamanan seimbang dengan pembangunan ekonomi.
PELITA V (1 april 1989 – 31 maret 1999) memprioritaskan
pembangunan ekonomi dengan titikberat pada sektor pertanian untuk memantapkan
swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian serta industri yang mengahsilkan barang ekspor, menyerap
tenaga kerja, pengolahan hasil pertanian, dan menghasilkan mesin industri,
meningkatkan pembnagunan bidang politik, sosbud, dan pertahanan keamanan. Pada
tanggal 21 mei 1998, mengalami krisis moneter yang membuat soeharto lengser
(runtuhna rezim OrBa). Belum sempat tinggal
landas malah kemudian meninggalkan
landasan hingga lupa pijakan ekonominya rapuh dan mudah hancur.
3.
Periode orde reformasi ( 1998 – 2007/sekarang)
Tahun 1998 adalah tahun terberat bagi pembangunan
ekonomi di indonesia sebagai akibat kritis moneter di ASIA yang dampaknya
sangat terasa di lndonesia. Nilai rupiah yang semula 1 US$ senilai Rp. 2.000.-
menjadi sekitar Rp 10.000,- bahkan mencapai Rp. 12.000,- (5 kali lipar penurunan
nilai rupiah ierhadap dolar). Arlinya, nilai Rp. 1.000.000.- sebelum rahun 1998
senilai dengan 500 US$ namun setelah tahun 1998 menjadi hanya I00 US$. Hutang Negara
Indonesia yang jatuh tempo saat itu dan harus dibayar dalam bentuk dolar
mernbengkak menjadi lima kali lipatnya karena uang yang dimiliki berbentuk rupiah
dan harus dibayar dalam bentuk dolar Amerika. Dilambah lagi dengan hutang
swasta yaug kemudian harus dibayar Negara lndonesia sebagat syarat untuk
mendapat pinjaman dari International monetary Fund (IMF), Tercarat hutang) Indonesia
rnembengkak menjadi US$ 70,9 milyar (US$20 milyar adalah hutang komersial swasta.
masa tahun 1998 - 2003 adalah masa transisi dari Orde Baru ke Orde Reformasi
yang ditandai dengan silih bergantinya Presiden Republik dalam waktu relarif
singkat. Dari B.J. Habibie. Abdurrahman Wahid kemudian megawati, semuanya belum
menunjukkan pembangunan ekonomi yang berarti. Pembangunan ekonominya berjalan terrseok
_ terseok sebagai akibat kebijakan orde Baru yang membuat pijakan/pondasi ekonominya
sangat rapuh dan mudah hancur tersebut, disambut dengan gegap gempita euforia
politili. Rakyat Indonesia yang selama masa Orde Baru dikekang kemudian menjadi
bebas lepas di masa Orde reformasi ini.
Dalam masa ini Indonesia masih mencari jati dirinya kembali dengan mencoba menerapkan
demokrasi yang sesungguhnya yang ternyata sangat mahal biayanya. Praktis, dana
pembangunan banyak teralokasikan untuk pembiayaan
pesta demokrasi tersebut. mulai dari Pemilihan Presiden (PILPRES, periode 2004 -
2009) langsung oleh rakyat hingga
berbagai Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang masih berlangsung silih berganti hingga saat ini di
berbagai daerah di wilayah nusantara ini.
kondisi ekonomi Indonesia mulai membaik dan terkendali setelah dua tahun masa
pemerintahan SBY. Sedikit demi sedikit dana subsidi MTGAS ditarik oleh pemerintah
mulai dan Bensin, Solar kemudian Minyak Tanah yang selama ini membebani
pemerintah. Pemerintah cenderung menyerahkan harga barang pada mekanisme pasar.
Interaksi ekonorni domestiknya berwawasan internasional dan mengikuti sistem
ekonomi internasional. Secara ekonomi memang menunjukkan kondisi membaik, namun
rakyat lndonesia rnasih banyak yang miskin, pengangguran belum bisa diatasi
pemerintah, nilai rupiah masih sekitar 9.000-an per 1 US$, kemampuan daya beli
masyarakat Indonesia masih rendah, korupsi masih tinggi tercatat lndonesia
termasuk dalam peringkat kelima negara terkorup di dunia (TEMPO, 20 Oktober
2004), dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar