Sabtu, 16 Februari 2013

MANAJEMEN PEMBANGUNAN

MANAJEMEN PEMBANGUNAN
INDONESIA
I 945 - 2007
(diringkas dari tulisan Edy Prayitno
Pegawai Bps Kabupaten Way Kanan
Provinsi Lampung)

Manajemen pembangunan indonesia berlandasan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Strateginya yaitu manajemen proses pembangunan yang mengusahakan (strategi) secara serasi dan berkaitan dengan trilogi pembangunan (pertumbuhan ekonomi,
pemerataan. dan stabilitas nasional) yang pada akhirnya akan menunjang ketahanan nasional.

Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan perundang-undangan pelaksana lainnya/turunannya, merupakan kebiiakan yang bertujuan untuk mempercepat proses, yang pada akhirnya diharapkan akan
berpengaruh terhadap pencapaian hasil pembangunan yang tepat guna dan hasil guna, dalam arti pembangunan yang dilaksanakan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat untuk kelangsungan hidupnya (suistainable community) dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem

Pada saat ini indikator keberhasilan pembangunan terdiri atas bagaimana tingkat pengembangan sumber daya rnanusia (indeks pembangunan Manusia/human development index/HDI, tingkat pencapaian ekonomi dan tingkat keseimbangan alam (ekosistem).' Ketiga aspek tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan (interrelasi dan interdependensi). Indeks Pembangunan Manusia merupakan indeks dari angka harapan hidup (AHH), angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Hurup (AMH), dan kemampuan daya beli (Purchasing Pover Parity/PPP). Sementara tingkat pencapaian ekonomi meliputi Lalu Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Inplasi, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan sembilan lapangan usahanya (pertanian-petemakan-kehutanan-perikanan, pertambangan-penggalian, industri pengolahan, listrik-gas-air bersih, bangunan, perdagangan-hotel-restran. Penganggkutan komunikasi. keuangan-persewaan-jasa perusahaan-dan jasa-jasa lainnya. Keseimbangan alam dan lingkungan berkaitan dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), pelestarian lingkungan hidup (hewani-hayati), serta tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan (polusi udara. air, tanah) yang secara nyata berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (lPM). ada tiga bidang yang terkait didalamnya yaitu bidang pendidikan, kaitan dengan capaian Angka melerek Hurup (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). bidang kesehatan kaitan dengan Angka Harapan Hidup (AHH) dan bidang ekonomi kaitan dengan kemampuan daya beli masyarakat (PPP). Walaupun AMH dan RLS belum menggambarkan kualitas pendidikan secara menyeluruh tapi itulah yang disepakati dunia internasional sebagai indikator, dalam hal ini yaitu UNDP. Permasalahan dan tugas kita adalah bagaimana kita merancang pembangunan agar indikator tersebut dapat diraih dengan penekanan pada kualitas pendidikan. Inti dari proses pendidikan adalah transfer of knowledge and transfer of value.  Selain memenuhi standar tersebut, maka kita perlu memikirkan bagaimana proses pendidikan berjalan dengan pemerataan kesempatan menuju indikator RLS, kita pikirkan juga bagaimana kualitas proses dalam melakukan tansfer of knowledge dan transfer of valuenya serta muatan nilai-nilai seperti apa yang disampaikan sehingga pada gilirannya dapat membentuk kualitas warga belajar/peserta didik yang disatu sisi dapat mencerminkan budaya masyarakat setempat secara komunal, tetapi juga dapatmencerminkan komunitas modern yang senapas dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi internasional.
Untuk itu mungkin fokus kita akan diarahkan kepada : 1) perataan kesempatanbelajar dengan segala pola dan bentuknya, 2) kualitas proses belajar yang syarat nilai-nilai (value). 3) kualitas hasil dengan orientasi pada pembentukan sikap dan kebiasaan (habbit and attitude),yang pada gilirannya akan membentuk manusia yang berkarakter.

Dikarenakan ketiga aspek tersebut di atas memiliki interrelasi dan interdependensi, maka dalam perkembanganya harus seiring dan sejalan. Agar kondisi tersebut dapat dicapai maka perlu suatu kreatifitas (melalui nalar,wawasan, pengetahuan, nurani, keyakinan dan keimanan) sehingga melahirkan budaya baru dalam masyarakat yang syarat dengan nilai-nilai falsafah kehidupan. Dalam implementasi (pelaksanaan) pembangunan akan banyak dipengaruhi oleh local community and environment, dalam arti pola dan bentuknya akan tergantung kepada masyarakatdan lingkungan lokal.

Dalam konteks negara berkembang administrasi publik adalah mekanisme pembangunan yang amat penting, karena itu dari sudut pandangan paradigmatis, salah satu totalitas konstelasi pemikiran yang cukup besar pengaruhnya terhadap administrasi publik baik sebagai bidang ilmu maupun sebagai praktek adalah pemikiran tentang pembangunan. Dalam perkembangannya terdapat perubahan-perubahan tentang konsep pembangunan, yang kemudian berimplikasi pada pemikiran tentang bentuk sistem administrasi dan manajemen yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai tujuan pembangunan.

pendekatan mikro dalam manajemen pembangunan melihan aspek prilaku manager dalam pembangunan,antara lain :
Hubungan paradigmatis teori pembangunan dan sistem administrasi negara. Model
pembangunan ini menekankan pemenuhan kebutuhan pokok. termasuk kesempatan kerja dan berusahan pemberantasan kelaparan dan peningkatan gizi, peningkatan status kesehatan, perumahan, listrik, air minum, dan sebagainya. dengan perubahan model ini terjadi pula perubahan dalam model administrasi/manajemen pembangunan kepada yang lebih menekankan peningkatan pelayanan publik, debirokratisasi, peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan, dan peningkatan partisipasi daerah dalam penyusunan dan implementasi rencana.


Pengamatan dan Penampilan Konsep dan Strategi Pembangunan

Ø  Penampilan konsep dan strategi pernbangunan sejak lndonesia merdeka terlihat dinamis, yaitu pembangunan yang bias ke politik pada masa orde lama, ke pembangunan yang memiliki bias ekonomi yang besar pada masa orde baru. dan bias ke ekonomi dan potitik pada masa reformasi.
Ø  Penampilan tingkat pertumbuhan ekonomi (GNP). cenderung tidak mampu diikuti dengan dan oleh pertumbuhan pembangunan sosial, budaya, dan politik yang seimbang
Ø  Penampilan hasil-hasil pembangunan belum dinikmati secara merata oleh segenap lapisan masyarakat
Ø  Penampilan peningkatan GNP tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas nasional (hidayat 1986)
Ø  Penampilan koefisien gini yang merupakan indikator pemerataan hasil pembangunan menunjukkan tingkat ketimpangan yang cukup memprihatinkan di beberapa daerah (moljarto tjokowinoto. 1986)



Ø  Penampilan ketika resesi ekonomi dunia telah menyebabkan merosotnya harga minyak serta berbagai komoditi, sehingga menyebabkan merosotnya daya beli di dalam negeri., keadaan ini telah memaksa pemerinrah untuk melakukan reorientasi strategi pembangunan industri, industri substitusi import menjadi industri untuk eksport, yang dalam pelaksanaannya kurang berhasil karena tingkat produktivitas yang rendah, kemampuan manajemen yang relatif rendah, kemampuan belum memadai untuk menjawab tantangan - tantangan pada persaingan yang semakin tajam. tantangan-tantangan tersebut perlu diatasi secara siste-matis dan konsepsional melalui administrasi dan manajemen pembangunan.
Ø  Penampilan pembangunan di sektor-sektor pelayanan yang disediakan oleh pemerintah lebih rnenguntungkan masyarakat kota dan kelompok sosial-ekonomi tertentu, bukan golongan masyarakat yang amat membutuhkan pelayanan tersebut
Ø  Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang dinamik ke arah keadaan sosial, ekonomi, dan politik yang lebih modern. pembangunan merupakan gejala sosial yaug berdimensi banyak dan dapat didekati dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan
Ø  Pembangunan merupakan rangkaian proses perubahan yang majemuk dalam bidang politik, sosiai, dan ekonomi.


Manajemen pembangunan Indonesia sejak merdeka yaitu 17 agustus 1945 sampai oktober 2007  dapat digambarkan sebagai berikut :

1.       Indonesia di masa orde lama (soekarno, 1945-1966)
1940-an s/d 1960-an mengikuti pandangan strukturalitas tentang pembangunan yang berlaku. Pandangan ini berasumsi negara sedang berkembang ditandai oleh kelompok budaya,sosial, dan kelembagaan yang menghambat atau mencegah perubahan. Pandangan ini juga mementingkan kuantitas manajemen dibandingkan harga. Umumnya mengalami kegagalan. Tahun 1948 bank dunia memberikan pinjaman pertamanya kepada negara diluar eropa. pada tahun 1950-an,gelombang antusiasme mencapai puncaknya dalam rangka perencanaan ekonomi terpusat. Secara ekonomi, belanda masih menguasai perusahaan di sektor perkebunan dan menguasai perdagangan internasional (KMB). Disisi lain cina tetap menguasai perdagangan  dalam negri dan mayoritas orang indonesia tetap menjadi petani.
Demokrasi parlementer (1949 – 1959 ) menghasilkan kebijakan politik benteng yang bertujuan menciptakan pengusaha pribumi. Namun masih relatif kecil dibandingkan akumulasi modal pengusaha asing dan cina.
Demokrasi liberal (1957 – 1959 )  menghasilkan gejolak politik yang cukup serius yaitu sumatra barat dan sulawesi utara melakukan perlawananbersenjata sebagaireaksi dominasi jawa dan ketimpangan ekonomi antara daerah dan pusat. Pada masa ini, politisi kelas menengah ke atas menguasai ekonomi politik indonesia sedangkan rakyat indonesia belum berubah,masih miskin.
Demokrasi terpimpin ( 1959 – 1965 ) pada masa  ini soekarno menguasai penuh birokrasi negara. Tahun 1957 perusahaan belanda dinasionalisasikan, setelah tahun 1959 proses nasionalisasi  perusahaan asing makin meluas. Tahun 1963 perusahaan inggris  juga diambil alih, milim amerika serikat juga diambil alih ditahun 1965. Semua perusahaan tersebut dikelola oleh perwira militer, namun bisnis masih dikuasai pengusaha cina. Pada 1 oktober 1965 yang berakhir dengan kemenangan militer dimana soeharto sebagai simbolnya.kondisi ekonomi sangat parah  dengan ditandai tingginya inflasi yaitu mencapai 732% antara tahun 1964 – 1965 dan masih mencapai 697% antara tahun 1965 – 1966.

2.       Sejak tahun 1967,dibawah pemerintahan militer ( soeharto,1965-1998) menjadi pelaksana teori pertumbuhan rostow. Ada lima tahap pertumbuhan ekonomi, yaitu tahap pertama “masyarakat tradisional”, tahap kedua “pra kondisi untuk tinggal landas”, tahap ketiga “tinggal landas”, tahap keempat “menuju kedewasaan”, tahap kelima “konsumsi masa tinggi”. Pembangunan di Indonesia dilaksanakan secara berkala untuk lima tahunan yang dikenal dengan PELITA (pembangunan lima tahun).
PELITA I ( 1 april 1969 – 31 maret 1974 ) memprioritaskan  sektor pertanian dan industri.
PELITA II (1 april 1974 – 31 maret 1979) memprioritaskan pembangunan ekonomi dengan dititikberatkan pada sektor pertanian dan peningkatan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
PELITA III (1 april 1979 – 31 maret 1984) memprioritaskan pembangunan ekonomi dengan titikberat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dengan meningkatkan sektor industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi dalam rangka menyeimbangkan struktur ekonomi.
PELITA IV (1 april 1984 – 31 maret 1989)  memprioritaskan  pembangunan ekonomi dengan titikberat pada sektor pertanian untuk memantapkan  swasembada pangan dengan meningkatkan sektor industri yang mengahasilkan mesin industri berat dan ringan, pembangunan bidang politik, sosbud, pertahanan dan keamanan seimbang dengan pembangunan ekonomi.
PELITA V (1 april 1989 – 31 maret 1999) memprioritaskan pembangunan ekonomi dengan titikberat pada sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian serta industri  yang mengahsilkan barang ekspor, menyerap tenaga kerja, pengolahan hasil pertanian, dan menghasilkan mesin industri, meningkatkan pembnagunan bidang politik, sosbud, dan pertahanan keamanan. Pada tanggal 21 mei 1998, mengalami krisis moneter yang membuat soeharto lengser (runtuhna rezim OrBa). Belum sempat tinggal landas malah kemudian meninggalkan landasan hingga lupa pijakan ekonominya rapuh dan mudah hancur.

3.       Periode orde reformasi ( 1998 – 2007/sekarang)

Tahun 1998 adalah tahun terberat bagi pembangunan ekonomi di indonesia sebagai akibat kritis moneter di ASIA yang dampaknya sangat terasa di lndonesia. Nilai rupiah yang semula 1 US$ senilai Rp. 2.000.- menjadi sekitar Rp 10.000,- bahkan mencapai Rp. 12.000,- (5 kali lipar penurunan nilai rupiah ierhadap dolar). Arlinya, nilai Rp. 1.000.000.- sebelum rahun 1998 senilai dengan 500 US$ namun setelah tahun 1998 menjadi hanya I00 US$. Hutang Negara Indonesia yang jatuh tempo saat itu dan harus dibayar dalam bentuk dolar mernbengkak menjadi lima kali lipatnya karena uang yang dimiliki berbentuk rupiah dan harus dibayar dalam bentuk dolar Amerika. Dilambah lagi dengan hutang swasta yaug kemudian harus dibayar Negara lndonesia sebagat syarat untuk mendapat pinjaman dari International monetary Fund (IMF), Tercarat hutang) Indonesia rnembengkak menjadi US$ 70,9 milyar (US$20 milyar adalah hutang komersial swasta. masa tahun 1998 - 2003 adalah masa transisi dari Orde Baru ke Orde Reformasi yang ditandai dengan silih bergantinya Presiden Republik dalam waktu relarif singkat. Dari B.J. Habibie. Abdurrahman Wahid kemudian megawati, semuanya belum menunjukkan pembangunan ekonomi yang berarti. Pembangunan ekonominya berjalan terrseok _ terseok sebagai akibat kebijakan orde Baru yang membuat pijakan/pondasi ekonominya sangat rapuh dan mudah hancur tersebut, disambut dengan gegap gempita euforia politili. Rakyat Indonesia yang selama masa Orde Baru dikekang kemudian menjadi bebas lepas di masa Orde reformasi  ini. Dalam masa ini Indonesia masih mencari jati dirinya kembali dengan mencoba menerapkan demokrasi yang sesungguhnya yang ternyata sangat mahal biayanya. Praktis, dana pembangunan  banyak teralokasikan untuk pembiayaan pesta demokrasi tersebut. mulai dari Pemilihan Presiden (PILPRES, periode 2004 - 2009) langsung oleh rakyat  hingga berbagai Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang masih  berlangsung silih berganti hingga saat ini di berbagai daerah di wilayah nusantara  ini. kondisi ekonomi Indonesia mulai membaik dan terkendali setelah dua tahun masa pemerintahan SBY. Sedikit demi sedikit dana subsidi MTGAS ditarik oleh pemerintah mulai dan Bensin, Solar kemudian Minyak Tanah yang selama ini membebani pemerintah. Pemerintah cenderung menyerahkan harga barang pada mekanisme pasar. Interaksi ekonorni domestiknya berwawasan internasional dan mengikuti sistem ekonomi internasional. Secara ekonomi memang menunjukkan kondisi membaik, namun rakyat lndonesia rnasih banyak yang miskin, pengangguran belum bisa diatasi pemerintah, nilai rupiah masih sekitar 9.000-an per 1 US$, kemampuan daya beli masyarakat Indonesia masih rendah, korupsi masih tinggi tercatat lndonesia termasuk dalam peringkat kelima negara terkorup di dunia (TEMPO, 20 Oktober 2004), dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar