Sabtu, 16 Februari 2013

Administrasi Bagi Pembangunan

Sisi pertama dari administrasi pembangunan adalah administrasi dari atau bagi pembangunan (administration of development).
Untuk membahas administrasi bagi pembangunan, Lebih tepat digunakan pendekatan manajemen. Karena itu pada dasamya dapat dikatakan Bahwa masalah adm i n i s tr a s i b a gi p e mb an gun an adalah masalah manajemen pembangunan Sedarigkan untuk menerangkan pembangunan administasi pada bab berikutnya akan digunakan pendekatan organisasi. ada tiga kegiatan besar yang dilakukan oleh manajemen, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Manajemen pembangunan adalah manajemen publik dengan ciri-ciri yang khas, seperti juga administrasi pembangunan adalah administrasi publik (negara) dengan kelfiasan tertentu. Untuk analisis manajemen pembangunan dikenali beberapa fungsi yang cukup nyata (district), yakni:

(1) peroncanaan,
(2) pengerahan(mobilisasi) sumber daya,
(3) pengerahan (menggeralftan)partisipasi masyarakat,
(4) penganggaran
(5) pelaksanaan pembangunan yang ditangani langsung oleh pemirintatr,
(6) koordinasi,
(7) pemantauan dan evaluasi dan
(8)pengawasan. Di bawah ini akan diuraikan lebih lanjut berbagai fungsi tersebut dan  dilengkapi dengan
(9) peraninformasi yang amat penting sebagai instrumen atau perangkat bagi manajemen.

Perencanaan
Perencanaan pembangunan merupakan tugas pokok dalan administrasi atau manaj emen pembangunan. Perencanaan diperlukan karena kebutuhan pembangunan lebih besar daripada sumber daya yang tersedia Melalui perencanaan ingin dirumuskan kegiatan pembangunan yang secara efisien dan efektif dapat memberi hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada. Pada dasamya perencanznn sebagai fungsi Manajemen adalah proses pengambilan keputusan daxi sejumlah pilihan, untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Perencanaan pembangunan pada umumnya harus memiliki, mengetahui dan memperhitungkan beberapa unsur pokok yaitu:

(1) tujuan akhir yang dikehendaki,
(2) sasaran-szlsaftrn dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pernilihan dari berbagai alternatif),
(3) jangka waktu mencapai sasaran-s.Faran tersebut,
(4) masalah-masalah yang dihadapi
(5) modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya,
(6) kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk melaksanakannya
(7) orang, organisasi, atau badan pelaksananya
(8) mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.

Untuk dapat melakukan perencanaan dengan baik diperlukan informasi yang memadai, seperti statistik. tugas manajemen pembangunan untuk mengupayakan tersedianya informasi yang dibutuhkan dan mengembangkan metodologi pengolahan informasi untuk memenuhi kebutuhan perencanaan.

perencanaan dapat bersifat nasional, sektoral dan spasial. perencanaan dapat berupa perencanaan agregatif atau komprehensif dan parsial. Dalam jangkauan dan hirarkinya, ada perancanaan tingkat pusat dan tingkat daerah. Dari jangka waktunyq perencanaan dapat bersifat jangka panjang menengah, atau jangka pendek. Dilihat dari arus informasi, perenqrn:ran dapat bersifat dari atas ke bawah (top down), dari bawah ke atas (bottom up), atau keduaduanya. Dari segi ketetapan atau keluwesan proyetsi ke depanny4 perencaftnn dapat indikatifatau preslaiptif. Berdasarkan sistem politiknya perencana:rn dapat bersifut alokatif, inovatif dan radikal (Friedman, 1987\. Sedangkan produk perencanaan dapat berbentuk rencana (plan), kebijaksanaan, peraturan, alokasi anggaran, program, atau proyek.

Kegagalan perencanium biasanya terjadi bukan karena adanya perencan.urn itu sendiri, melainkan dapat bersumber pada berbagai sebab antara lain:

Pertama, penyusunan perencaftnn tidak tepat, mungkin karena informasinya kurang lengkap, metodologinya belum dikuasai, atau perencanaannya sejak semula memang tidak realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana Dalam hal teralJrir ini, biasanya pengaruh politis terlalu besar sehingga pertimbanganpertimbangan teknis perencanaan diabaikan.

Kedua, perencaninnnya mungkin baik, tetapi pelatsanaannya tidak seperti seharusnya. Dengan demikian, kegagalan terjadi karena tidak berkaitnya perencanaan dengan pelaksanaannya. Penyebabnya dapat karena aparat pelaksana yang tidak siap atau tidak kompeten, tetapi dapatjuga karena ratcyat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga tidak mendukungnya.

Ketiga, perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan sertatidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang. Misalny4 orientasi semata-mata padapertumbuhan yang menyebabkan makin melebarnya kesenjangan. Dengan demikian, yang keliru bukan sematamataperencanaannya, tetapi falsafah atau konsep di balik perencanaan itu.

Keempat, karena perenqrnaan diartikan sebagai pengaturan total kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun. Perencanaan di sini tidak memberikan
kesempatan berkembangnya prakaxsa individu dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secara penuh. Sistem ini bertentangan dengan hukum penawaran dan perrnintaan karena pemerintah mengatur semuanya. Perencanaan seperti inilah yang disebut sebagai sistem perencanaan terpusat (centrally planned system).

Sistem perencanaan yang berhasil diterapkan negara yang telah terbukti kemajuannya seperti Jepang dan negara-negara indusfi baru" adalah sistem perencanaan yang mendorong berkembangnya mekanisme pasm dan peran serta masyarakat. Dalam sistem itu perencaruurn dilakukan dengan menenhrkan sasaransasaran secara garis besar, baik di bidang sosial maupunekonomi, dan pelaku utamanya adalah masyarakat dan usaha swasta.

Gharajedaghi bekerja sama dengan Ackoff(1986) menunjukkan perencanaan ideal yang disebutrya sebagai interactive planning, yangmemenuhi tiga prinsip, yaitu prinsip partisipatif, kesinambungan dan holistik Prinsip partisipatif menunjukhan bahwa ralcyat atau masyarakat yang akan diuntungkan oleh (atau memperoleh manfaat dari) perencanaan harus turut serta dalam prososnya.

Prinsip kesinambungan menunjukftan bahwa perencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi kemunduran (relapse). Prinsip holistik menunjukkan bahwa masalah dalam perencanaan dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspeh dan dalam keutuhan konsep secara keseluruhan.

Sebagai kesimpulan, perencana:ur dapat dilakukan dan bahkan diperlukan untuk pembangunan, dengan memenuhi syarat sebagai berikut:

(1) bersifat garis besar dan indikatif,
(2) mengendalikan dan mengarahkan investasi pemerintah yang mendorong     meningkatnya usaha masyarakat swasta,
(3) mendorong bekerjanya pasar,
(4) mengikutsertakanmasyarakatdalam prosesnya
(5) memajukan golongan masyarakat (dan wilayah) yang dengan ekonomi pasar saja tidak mungkin berkemlang atau bersaing dalam memperoleh akses faktor-faktor produksi.


Pengerahan Sumber Daya
Dengan perencanaan yang telah tersusun, langkah berikutrya dalam manajemen pembangunan adalah memobilisasi sumber dayayang diperlukan. Sumber daya pembangunan tersebut pada pokoknya berupa dana (modal), sumber daya manusi4 teknologi, dan organisasi atau kelembagaan.

Mobilisasi Dana Pembangunan
Manajemen pembangunan bertugas memobilisasi dana pembangunan yang dapat dihasilkan dari kegiatan pemerintah seperti pajak dan penerimaan lain di luar pajak dan tabungan masyarakat. Jika tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat tidak memadai untuk mencapai sasaran pembangunan yang diinginkan, maka diupayakan sumber dana pembangunan dari luar negeri, dengan syarat yang pallng menguntungkan.

Penyiapan Sumber Daya Manusia
Kelemahan negara berkembang dalam menyelenggarakan pembangunan terutama terletak pada sumber daya manusia, ada kalanya pada kuantitas, tetapi pada umumnya adalah pada kualitasnya.  tugas manajemen pembangunan untukmenyiapkan sumber daya manusia yang dapat memenuhi kebututran pembangunan berupa tenaga kerja yang berktalitas, yakni tenaga kerja yang kreatif, produktif,memiliki disiplin dan etos kerja, serta marnpu mengembangkan potensi dan memanfaatkan peluang (enterprising).

Upaya ke arah itu meliputi kegiatan di hampir semua bidang pembangunan, terutama:
(1) pendidikan dan pelatihan,
(2) iilmu pengetahuan dan teknologi,
(3) kesehatan,
(4) kependudukan, dan
(5) agama dan budaya.

Pemanfaatan Teknologi
Setiap upaya pembangunan memerlukan teknologi yang tepat. Makin tinggi taraf perkembangan sebagai hasil pembangunan, makin canggih dan beragamteknologi yangdibutuhkan. pembangunan memerlukan alihteknologi dari negara maju ke negara berkembang. Sasarannya adalah mengembangkan kemandirian teknologi, dalam arti kebutuhan teknologi yang mendasar harus dapat dipenuhi sendiri. manajemen pembangunan bertugas mendorong diperolehnya teknologi yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan secara efektif dan efisien.

Penguatan Kelembagaan
Salah satu kelemahan dalam administrasi di negnra berkembang adalah unsur kelembagaan, padahal pembangunan memerlukan dukungan kelembagaan. Kelembagaan yang tercipta di negara 6ffksnfang pada umrunnya adalah kelembagaan tradisional atau warisan penjajahan.

Menjadi tugas menajemen pembangunan untuk membangun dan mempersiapkan lembaga yang dibutuhkan agar upaya pembangunan dapat berhasil mencapai sasarannya. agar pembangunan dapat berlangsung efisien dan memperoleh partisipasi yang seluas-luasnya dari masyarakat dan dilakukan dengan derajat rasionalitas yang tinggi harus dibangun lembaga-lembaga sosial ekonomi dan sosial politik masyarakat.


Menggerakkan Partisipasi Masyarakat
partisipasi masyarakat diperlukan untuk mejamin berhasilnya pembangunan. karena kurangnya partisipasi rakyat banyak kegagalan pembangunan/tidak ,mencapai sasaran. Bahkan banyak kasus menunjukkan  rakyat menentang upaya pembangunan. Keadaan itu terjadi karena beberapa sebab antara lain:

(1) pembangunan hanya menguntungkan segolongan kecil dan tidak menguntungkan rakyat banyalr, bahkan pada sisi ekstim dirasakan merugikan

(2) pembangunan meskipun dimalaudkan untuk menguntungkan rakyat banyak, tetapi rakyat kurang memahami maksud itu,

(3) pembangunan dimaksudkan untuk menguntungkan rakyat, dan rakyat memahaminya" tapi cara pelaksanaannya tidak sesuai dengan pemahaman itu,

(4) pembangunan dipahami akan menguntungkan rakyat, tetapi sejak semula ralcyat tidak diikutsertakan.

Oleh karena itu, menjadi tugas manajemen pembangunan untuk menjamin bahwa pembangunan:
(1)    harus menggunakan rakyat,
(2)    harus dipahami maksudnya oleh rakyat
(3)    harus mengikutsertakan ralcyat dalam pelaksanaannyq dan
(4)    dilaksanakan sesuai dengan maksudnya, secara jujur, terbuka dan dapat dipertanggungi awabkan.

tugas penting manajemen pembangunan untuk membimbing, menggerakkan, dan menciptakan iklim yang mendukung kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam rangka ini, berkembang konsep pemberdayaan masyarakat yang pada hakikatnya memampukan dan memandirikan masyarakat.

Penganggaran
Penganggaran merupakan salah satu kegiatan utama setiap manajemen. Penganggaran sangat erat kaitannya dengan perencanaan, karena pada prinsipnya penganggaran merupakan rencana pembiayaan yang disusun untuk kurun waktu yang telah ditentukan. dalam perencanaan tercakup penganggaran, dan sebaliknya penganggaran dimulai dengan perencanaan. Sistem penganggaran pertama kali dikembangkan pada tahun 1822 di Inggris.

Anggaran membatasi pengeluaran sepadan dengan penerimaan, menjaga keseimbangan, dan mencegah pengeluaran yang berlebihan di atas batas kemampuan. anggaran negara sangat terbukan terhadap lingkungan, dalam arti dipengaruhi oleh ekonomi, opini publilq berbagai tingkat pemerintahan, kelompokkelompok kepentingan" pers dan kaum politisi.

Penerimaan negara dapat bersumber dari pajak dan penerimaan lain di luar pajak. Jika penerimaan negara tidak mencukupi untuk membiayai kegiatan yang ingin dilakukan, negara dapat melakukan pinjaman, pinjaman tersebut berasal dari dalam dan luar negeri.

Sisi pengeluaran dari anggaran negara dapat dibagi dua. Pertama, anggaxan rutin, yakni anggaxan yang diperlukan untuk biaya rutin pemerintah, seperti gaji pegawai, belanja barang rutin, dan sebagainya. Kedua, anggaran pembangunan, yakni dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan pembangunan yang direncanakan. Anggaran pembangunan terdiri dari dana yang bersumber dari penerimaan dalam negeri dikurangi belanja rutin yang disebutjuga sebagai tabungan pemerintah, dan bantuan luar negeri berupa pinjaman atau hibah. Pinjaman luar negeri dapat berbentuk bantuan program dan bantuan proyek. Bantuan program biasanya adalah dana luar negeri yang dapat digunakan di dalam negeri, dan umumnya terkait dengan upaya memperkuat neraca pembayaran atau cadangan devisa. Bantuan proyek adalah bantuan luar negeri yang terkait dengan proyek pembangunan yang akan dibiayai dengan bantuan tersebut.


Anggaran negara dapat menempuh prinsip anggaran berimbang yakni pengeluaran tidak melampaui penerirnaan, dan perbedaannya ditutup dengan pinjaman. Pinjaman dapat berupa langsung kepada lembaga penyandang dana seperti bank, atau kepada masyarakat misalnya melalui penjualan obligasi (bonds).

Dalam kaitan dengan anggafirn ini, tugas manajemen pembangunan adalah mengalokasikan anggaran sesuai dengan prioritas dan menjaga agar dana pembangunan digunakan dengan sebaik-baiknya, yaitu sesuai rencana, hemat, serta mencegah pemborosandan kebocoran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan penganggamn merupakan sisi lain atau kelanjutan dari perencanaan pembangunan. Anggaran pembangunan dialokasikan pada proyek-proyek pembangunan berdasarkan program dan sektor-seklor pembangunan yang mendapat prioritas dalam perencanaan.

Dalam teori anggaran ada berbagai format dan teknik anggaran. Dari segi format, Rubin menunjulkan beberapa format yaitu  constant services budget, line item budget, program budget, performance budget,zero based budget, dan target based budger Sedangkan dari segi teknik, berbagai teknik berkembang untuk menjamin keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran, yaitu planning, programming and budgeting system (PPBS). Selain itu, melalui management by objectives (MBO) diupayakan pula keterkaitan antara sasaran yang hendak dicapai dengan anggaran.


Pelaksanaan Pembangunan
Banyak kegiatan pembangunan yang harus dilakukan oleh pemerintah, setidak-tidaknya pada tahap awal pembangunan. Yang paling utama adalah pembangunan prasarana dasar, baik pmsarana ekonomi maupun sosial. Prasarana ekonomi meliputi perhubungan dan fransportasi, energi, irigasi, dan sebagainya. Prasarana sosial mencakup prasarana pendidikan seperti sekolahsekolah dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit.
Proyek-proyek pembangunan harus memuat dengan jelas tujuannya (objective), sasaran yang akan dicapai (targef , cara mengukur keberhasilannya (pedormance evaluation), jangka waktu pelaksanaannya, tempat pelaksanaannya cara melaksanakan, kebijaksanaan untuk menjamin proyek itu dapat dilaksanakan, biaya serta tenaga yang diperlukan, dan badan yang akan melaksanakannya. Apabila proyek itu merupakan bagian dari kegiatan yang lebih besar, biasanya disebut program, harusjelas keterkaitan proyek dengan tujuan dan sasaran program, serta dengan proyek-proyek lain yang berada dalam program yang sama.

Proyek dapat pula dilaksanakan oleh badan lain di luar pemerintah biasanya perusahaan swasta baik asing maupun dalam negeri atau campuran. Badan tersebut dapat
ditrnjuk langsung atau dapat dipilih melalui pelelangan.Pelelangan biasanya cara terbaik, karena dalam pelelangan ada persaingan yang sehat yang menguntungkan baik secara teknis maupun dari segi biaya

tugas manajemen pembangunan adalah untuk menjamin bahwa proyek proyek pembangunan yang secara fisik dilaksanakan atau dibiayai oleh anggaran pemerintah, berjalan seperti yang dikehendaki dan mencapai sasarum seperti yang direncanakan, dengan cara yang seefisien mungkin.


Koordinasi
Koordinasi merupakan salah satu firngsi pokok dari manajemen. Koordinasi adalah pekerjaan sehari-hari dan setiap hari daxi manajemen. Koordinasi merupakan pekerjaan yang tidak mudah, dan merupakan tugas manajemen pembangunan untuk menjamin bahwa segala usaha pembangunan berjalan dalam arah yang sesuai dan menuju pada pencapaian sasaran

Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat harus dipantau terus-menerus dan dievaluasi perkembangannya. Tujuannya adalah untuk
mengetahui seberapa jauh pembangunan telah dilaksanakan dan bagaimana hasilnya diukur dengan sasaran yang ingin dicapai. Pemantauan diperlukan pula agar pelaksanaan pembangunan yang bergeser dari rencana dapat diketahui secara dini dan diambil langkah langkah yang sesuai. Pergeseran itu dapat berupa

(1)    sasaran yang tidak tercapai,
(2)  sasaran terlampaui,
(3) ada peralihan dari sasilran satu ke sasaran lain.

Pelaksanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana dapat disebabkan antara lain oleh:
(1) ada hambatan yang tidak diketahui atau diperhitungkan pada waktu perencanaan
(2) ada perkembangan keadaanyang tidak dapat diantisipasi pada tahap perencanaan
(3) realisasi dari perkiraan yang berbeda dari perenqmaan,
(4) atau karena perencanaannya yang keliru.

tugas manajemen pembangunan untuk memantau dan mengevaluasi pelatrsanaan pembangunan, serta mengambil langkahlangkah apabila dari hasil pemantauan diperlukan pemecahan masalah atau perubahan (revisi) pada upaya pembangunan yang direncanakan.

Evaluasi kinerja pembangunan dapat dilaksanakan pada setiap tahap, yakni pada tahap proyek sedang berjalan (on going evaluation),tahap proyek selesai dibangun (terminal evaluation),dan padatahap proyek yang sudah berfungsi (expost evaluation) untuk dijadikan bahan masukan ke dalam siklus manajemen proyek. Input terkait dengan sumber daya yang tersedia, yang merupakan masukan untuk terselenggaranya proyek pembangunan. Output merupakan hasil keluaran dari proses Wut yang tersedta. Effect (outcome/result) merupakan hasiVfungsi dari outpttt sedangkanimpact/benefit merupakan konstibusi hasil effect(outcome/result) terhadap kondisi yang lebih makro, seperti kesejahteraan masyarakat,perkembangan ekonomi sektoral, daerah, dan nasional. Dalam pelaksanaannya evaluasi kinerja menempuh dua cara yaitu :

(1) menetapkan indikator-indikator kinerja
(2) melalsanakan studi evaluasi kinerja.
Kedua cara tersebut dalam pelaksanaan evaluasi kinerja saling terkait.


Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan

Pemantauan dan pengawasan pembangunan pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang memiliki obyek yang sam4 yakni mengikuti perkembangan pelaksanaan pembangunan agar senantiasa sesuai dengan rencana Dalam banyak literatur, kedua kegiatan itu tidak dipisahkan. Tapi dalam pembahasan in dilakukan pemisahan untuk menunjukkan adanya dua kegiatan yang serupa tetapi tidak harus selalu samq atau masing-masing dilalcukan oleh lembaga atau unit organisasi yang berbeda. Menurut Steiss (1982), salah satu fungsi pengawasan adalah meningkatkan kebertanggungjawaban (ac countability) dan keterbukaan (transparancy) sellor publik. Pengawasan pada dasarnya berfungsi menekankan langkahJangkah pembenahan atau koreksi (corrective actions) jika dalam suatu kegiatan terjadi kesalahan atau perbedaan dari tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan (Fayol, 1949; Jerome,196I; Koonts dan O'Donnell, 1968

Pelaksanaan pembangunan pada hakikatnya melibatkan tiga faktor, yaitu
(a) manusia dengan beragam perilakunya,
(b) faktor danayang tergantung pada kemampuan keuangan negara,
(c) faktor alam yang sulit diramalkan.

Dalam hal ini pengawasan perlu dilakukan sehingga penyimpangan secnra lebih dini dapat segera diketahui, guna menghindari kerugian yang lebih besar. Dalam pengertian ini pengawasan termasuk pula mengarahkan dan mengkoordinasikan antar kegiatan dalam pelaksanaan proyek-proyek agar pemborosan dan penyelewengsl dapat dicegah. Dengan demikian, kegiatan pengawasan harus bersifat obyektif, serta dapat mengungkapkan fakta-fakta tentang pelaksanaan suatu pekerjaan. Sifat obyektifini meliputi unsur teknis dan administratif, Obyektif secara teknis misalny4 apakah pekerjaan bangunan beton telah mengikuti spesifikasi teknis dan prosedur pekerjaan yang telah ditentukan; sedangkan obyelrtif secara administratif misalnya, apakah suatu pekerjaan telah mengikuli prosedur adminisfatif yang baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

Pengawasan bukan merupakan suatu tujuan, melainkan saxana untuk meningkatkan efisiensi dalammelalcsanakan kegiatan. kegiatan pengawasan tidak hanya dilalalkan dalam tahap pelaksanaan. Artinya aspek pengawasan telah masuk selagi proyek-proyek pembangunan masih dalam tahap perencanaan.

dalam kegiatan pengawasan ada unsur membimbing dan mendidik terhadap pelaksana pembangunan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya.

Pengawasan merupakan unsur yang pokok bagi setiap manajemen, termasuk manajemen pembangunan. Pengawasan bersifat berjenjang dan dapat dilahkan sebagai bagian dari kegiatan yang organik dari dalam dan dari luar. Oleh karena itu, dikenal adanyapengawasan internal dan eksternal. Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973) membagi sistem pengawasan ke dalam:
(1) pengawasan organisasional
(2) pengawasan operasional.

Pengawasan organisasional adalah sistem pengawasan umum yang menilai kinerja keseluruhan dari suatu kegiatan di dalam organisasi. pengawasan operasional adalah sistem pengawasan yang digunakan untuk mengukur kinerja harian suatu kegiatan dan memberikan langkah-langkah koreksi ldngsung (immediate carrective actions).

Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973) juga menguraikan fungsi pengawasan dengan mengidentifikasikan empat unsur pokok pengawasan. Unsur-unsur tersebut meliputi:
(1) penentuan standar kinerja
(2) perumusan instrumen pengawasan yang dapat dipergunakan dalam mengukur kinerja suatu kegiatan,
(3) pembandingan hasil aktual dengan kinerja yang diharapkan,
(4) pengambilan langkah-langkah pembenahan atau koreksi.

Fungsi pengawasan tidak berdiri sendiri. Kast dan Rosenzweig (1979), Albanese (1975), dan Gannon (1977) menekankan pentingnya hubungan perencanaan dan pengawasan. Perencanaan memberikan kerangka acuan bagi proses pengawasan, dan hasil dari pengawasan seperti juga pemantauan merupakan umpan balik bagi proses perencanaan dan pelalsanaan pada tahap berikutnya. Perencanaan tentang suatu permasalahan yang kompleks dan bersifat multisektoral, misalnya" memiliki lebih banyak stakeholders. perencanaan jangka panjang membutuhkan aplikasi pengawasan yang berbeda dengan perencanium jangka menengah dan jangka pandek.


Sistem Informasi dalam Manajemen Pembangunan
Ketersediaan data/informasi yang lengkap dan akurat sangat diperlukan dalam manajemen pembangunan, bahkan menjadi modal pokok dalam perencanaan,
sehingga perlu dikelola secara baik. Sistem informasi merupakan insfirrmen atau fallor yang penting dalam seluruh kegiatan manajemen, seperti proses perencaruum, penganggaxan, pemantauan, dan pengawasan pelaksanaan pembangunan, dalam menunjang upaya meningkatkan efisiensi, efellivitas dan produktifitas dalam pembangunan.

           Sistem informasi merupakan suatu kesatuantatanan yang terdiri atas organisasi, manajemen/prosedur, teknologi, himpunan data" dan sumber daya manusia yang bertugas menghasilkan dan menyampaikan informasi secara cepat, tepat, lengkap dan akurat untuk mendrikung berbagai fungsi manajemen dalam mewujudkan sasaran yang dikehendaki. Pengertian informasi yang handal adalah informasi yang jelas dan baku pengertian yg mudah, cepat, tepat, akurat, anran, dan berkualitas dalam perolehan, pengolahan, dan ketersediaannya. Sistern informasi yang handal berperan dalam penyusunan rencana yang tepat sesuai dengan kebutuhan, memudahkan penentuan" prioritas, serta mencegah duplikasi atau tumpang tindih khususnya dalam menunjang upaya koordinasi dan keterpaduan program/kegiatan pembangunan antar sektor, antar lembaga" dan antar daerah. Sistem informasi juga dapat memberikansignal apakah kegiatan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan tujuan/sasaran yang telah direncanakan, atau memberikan early warning untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan keterlambatan dalam pelaksanaan. kegiatan pembangunan, serta untuk memberikan masukan yang tepat bagi perencanaan selanjutnya.

                Penggunaan sistem informasi dalam kegiatan manajemen dimulai dari proses yang sederhana secara manual, otomatisasi, sistem informasi manajemen, dan sistem informasi yang mendukung pengambilan keputusan (decision support system). Untuk manajemen
puncak diperlukan informasi yang bersifat strategis, ringkas, dan berorientasi ke masa depan untuk perencanaan jangka panjang. Manajemen madya mempunyai kepentingan cukup besar atasan ringkasan informasi tentang kegiatan operasional sebagai sarana pengendalian kegiatan, serupa dengan informasi yang diperlukan untuk perencanaan oleh manajemen puncak. Untuk itu, sistem informasi manajemen madya harus mampu memadukan informasi, baik dari manajemen puncak maupun manajemen lapisan terbawah (operasi), yang informasiny lebih rinci.

                Dalam manajemen modern, kemampuan untuk memperoletr, menyimpaq mengolah, mengambil kembali (retrieve), dan menyajikan informasi untuk menetapkan keputusan yang tepat adalah sangat esensial. dalam penerapan manajemen modern antara lain diisyaratkan pemanfaatan sistem informasi dengan teknologi informasi sebagai perangkat pendukung pengumpulan, pengolahan data, dan penyajian informasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain jenis data/informasi yang dibutuhkan oleh end-user, arus informasi, pemilihan teknologi informasi yang sesuai, serta kualitas sumberdaya manusia yang menanganinya.


Perbedaan Manajemen Pembangunan dan Perencanaan Pembangunan

Proses dalam manajemen pembangunan meliputiperumusan, pelaksanaan, pengendalian, pelaksanaan pengawasan, evaluasi pasca kebijakan dan program-program pembangunan secara jangka panjang,  menengah, dan operasional pembangunan.

Perencanaan pembangunan adalah bagian dari tahapan manajemen pembangunan. Manajemen pembangunan merupakan suatu tindakan secara sistematik dalam merumuskan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pengawasan/pengendalian dan evaluasi pembangunan.

Dapat disimpulkan bahwa ada persamaan proses antara manajemen pembangunan dengan perencanaan pembangunan.

Perbedaan Manajemen Pembangunan dan Perencanaan Pembangunan

Proses dalam manajemen pembangunan meliputiperumusan, pelaksanaan, pengendalian, pelaksanaan pengawasan, evaluasi pasca kebijakan dan program-program pembangunan secara jangka panjang,  menengah, dan operasional pembangunan.

Perencanaan pembangunan adalah bagian dari tahapan manajemen pembangunan. Manajemen pembangunan merupakan suatu tindakan secara sistematik dalam merumuskan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pengawasan/pengendalian dan evaluasi pembangunan.

Dapat disimpulkan bahwa ada persamaan proses antara manajemen pembangunan dengan perencanaan pembangunan.

1 komentar: