Minggu, 26 Januari 2014

KETIKA SALMAN AL-FARISI DITOLAK LAMARANNYA

Islamedia - Salman al Farisi adalah salah seorang sahabat Nabi saw yang berasal dari Persia. Salman sengaja meningga...lkan kampung halamannya untuk mencari cahaya kebenaran. Kegigihannya berbuah hidayah Allah dan pertemuan dengan Nabi Muhammad saw di kota Madinah. Beliau terkenal dengan kecerdikannya dalam mengusulkan penggalian parit di sekeliling kota Madinah ketika kaum kafir Quraisy Mekah bersama pasukan sekutunya datang menyerbu dalam perang Khandaq.


Berikut ini adalah sebuah kisah yang sangat menyentuh hati dari seorang Salman Al Farisi: tentang pemahamannya atas hakikat cinta kepada perempuan dan kebesaran hati dalam persahabatan.


Salman Al Farisi sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mu’minah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai pacar. Tetapi sebagai sebuah pilihan untuk menambatkan cinta dan membangun rumah tangga dalam ikatan suci.

Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah, pelamaran.

Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang telah dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.

”Subhanallaah. . wal hamdulillaah. .”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Keduanya tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

”Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abu Darda’ berbicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.

”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.”

Abu Darda dan Salman menunggu dengan berdebar-debar. Hingga sang ibu muncul kembali setelah berbincang-bincang dengan puterinya.

”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abu Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”

Keterusterangan yang di luar kiraan kedua sahabat tersebut. Mengejutkan bahwa sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya. Bayangkan sebuah perasaan campur aduk dimana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran. Ya, bagaimanapun Salman memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya.

Namun mari kita simak apa reaksi Salman, sahabat yang mulia ini:

”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”

Betapa indahnya kebesaran hati Salman Al Farisi. Ia begitu faham bahwa cinta, betapapun besarnya, kepada seorang wanita tidaklah serta merta memberinya hak untuk memiliki. Sebelum lamaran diterima, sebelum ijab qabul diikrarkan, tidaklah cinta menghalalkan hubungan dua insan. Ia juga sangat faham akan arti persahabatan sejati. Apalagi Abu Darda’ telah dipersaudarakan oleh Rasulullaah saw dengannya. Bukanlah seorang saudara jika ia tidak turut bergembira atas kebahagiaan saudaranya. Bukanlah saudara jika ia merasa dengki atas kebahagiaan dan nikmat atas saudaranya.

“Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya.” [HR Bukhari]

Sabtu, 25 Januari 2014

disini menanti disana setia

Wahai Imam ku di masa depan, aku tidak tahu bagaimana wajahmu, bagaimana cara-Nya mempertemukan kita.

Wahai Imam ku di masa depan, aku tidak tahu dimana skenario indah-Nya mempertemukan aku denganmu.

Tapi, yang aku tahu.. kau adalah cerminan diriku.. Sebab Allah sudah berjanji, dan janji-Nya selalu benar, selalu tepat.

Sebab Allah sudah berjanji, dan janji-Nya selalu benar, selalu tepat. Janji Allah sebagaimana di dalam Al-Qur'an QS. An-Nuur ayat 26.

Imam Masa Depan ku, Tolong jaga hati mu disana, jaga hatimu dari perbuatan maksiat. perbuatan yg tidak disukai oleh Tuhan kita, Allah SWT

Aku pun disini akan melakukan hal yang sama, menjaga hati.. agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang Allah tidak sukai..

Imam Masa Depan ku... Tugas ku skrg menanti mu dalam ketaatan.. memantaskan diri dengan sebaik-baiknya pemantasan di hadapan Ilahi Rabbi.

Aku ingin menjadi pendampingmu yang setia, yang selalu menyayangimu, selalu memberimu support

Aku ingin menjadi yang selalu menjadi penghibur mu dikala kau dilanda kesedihan.

Aku ingin mnjd penerangmu, dikala otakmu mengalami kejenuhan dan kebuntuan akibat pekerjaanmu di kantor nanti

Aku ingin memberi mu pelukan dikala kau dilanda masalah yang membuatmu galau, membuatmu gundah.

Aku ingin menjadi istri yang shalihah untuk mu. Aku ingin menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kita nanti..

Imam Masa Depan ku.. Saat kita sudah berumah tangga nanti, jadilah suami yang baik untuk diriku. Suami yang selalu membimbingku.

Imam Masa Depan ku.. Saat kita sudah berumah tangga nanti, jadilah suami yang selalu membimbingku dikala aku salah dan penuh kekhilafan

Imam Masa Depan ku.. Saat kita sudah berumah tangga nanti, Jadilah suami yang membuatku semakin jatuh cinta kepada Tuhan kita, Allah SWT

 Aku percaya kau adalah lelaki yg berakhlak baik. Karena yg akan jadi pendamping hidupku nanti haruslah lelaki yg mempunyai akhlak baik.

Karena tugasmu nanti akan membimbing diriku, membimbing anak-anak kita nanti. Menuju tempat idaman semua makhluk, yaitu surga..

Imam Masa Depan ku, Kau berjanji dihadapan orangtua ku terutama di hadapan Allah SWT saat kau ucapkan ijab qabul di hari pernikahan kita

Kau berjanji akan menjadi pendampingku yang setia, yang akan selalu membimbingku, dan menjadi pendampingku yang baik.

Tolong jangan sia-siakan kepercayaan orangtua ku.. Apalagi ayah ku.. Ayah ku pastilah tidak akan rela ada pria yang menyakiti putrinya.

Kalau boleh jujur, pada saat akad nikah pasti hati ayah ku yg akan menangis. Tetapi ayah ku dengan tegar nya menyembunyikan kesedihannya

Kenapa ayah ku menangis? karena putri kecil nya kini sudah dewasa, sudah ada pria lain selain dirinya yang ia cintai.

Dan sebentar lagi pria tersebut akan menjadi suami nya. Ayah ku sedih karena sebentar lagi putri nya akan meninggalkan dirinya.

Tapi karena ayah ku yakin bahwa putri nya mendapat pendamping yang bisa menyayangi putri nya dengan sepenuh hati maka ayah ku pun rela

Ayah ku pun rela dan turut berbahagia dikala putri nya tersebut dinikahkan dengan lelaki terbaik.

Imam Masa Depan ku, Semoga wkt pertemuan kita yang sdh Allah rancang dgn rapi nanti, akan menjadi pertemuan yang penuh dengan cinta-Nya,

Akan menjadi pertemuan yang penuh dengan cinta-Nya, penuh dengan ridho-Nya, penuh dengan rahmat-Nya.

Biarlah sekarang aku pendam rasa yang belum semestinya ada. Karena aku akan memberikan rasa cinta ku ini Spesial untuk mu.

aku akan memberikan rasa cinta ku ini Spesial untuk mu nanti pada waktu kita mengarungi episode2 kehidupan di rumah tangga kita nanti

Kamu sabar yah tunggu aku, jaga diri dan jaga hati kamu disana baik-baik. Aku pun disini akan melakukan hal yang sama..
sumber (NiceMuslimah)
repost #UmmuMishary

Ketika Mawar Itu Layu

Sekuntum mawar darimu telah layu
Seperti kisah kita yang tlah berlalu
Sirna oleh badai membiru
Hingga tak ada lagi kata untuk saling merindu

Kemana rindu kan berlabuh
Jika kau tak lagi teduh
Ku hanya kuntum bunga tumbuhan perdu
Yang kadang hanya kau tatap sebelah mata lalu berlalu bisu

Teriakku yang mengharu
Berharap mampu mengetuk hatimu
Tapi tak jua kau hirau isakku
Meratap pilu perih oleh picik lakumu

Hey dikau pujangga
Tolong bisikkan pada dewa cinta
Sekuntum bunga ini telah layu lara
Menunggu datang sang pengembara
Tuk mengisi hati yang hampa
Jangan biarkan penantian ini sia-sia
Hingga lupa akan tawa dan canda

Untukmu sang pujangga
Sayangilah kuntum bunga yang ikhlas mencintaimu
Cintailah sarinya yang selalu terlindungi duri setia
Sebab dialah yang kelak mewangikan jalan hidupmu...
#UmmuMishary


Ummu Mishary Fatih Rasyid

Ada yg bertnya sbenarnya Ummu Mishary tu siapa?? kok dtwitter , n sosmed yg lain selalu ummu mishary??  sini niih saya jelasin yaa

:"D

Ummu Mishary itu nama pena saya.. bukan comot sana sini loh.. :)

Kenapa saya memakai nama "Ummu" ?? yg artinya ibu?? karena saya calon ibu.. :D

wlaupun ummu itu artinya ibu, tpi saya blum ibu2 kok.. masi calon,, dan bukan jga istri org.. pe masi calon jgaa.. heheh
Tapi Ummu Mishary itu masih calon ibu-ibu..
Dan kelak akan berstatus istri orang :'D

hmmp knapa saya memilih nma itu?? *MariSimak

Pertama, karena saya suka dengan nama Mishary..
Dan tentu juga karena memiliki arti nama yang sangat bagus..

Mishary Rasyid : terinspirasi dri syeikh Mishary Rasyid yg mmpunyai suara merdu ktika bca qur'an..

Fatih : terinspirasi dri Muhammad Al Fatih yg mmerdekakan islam d konstatinopel..

Kedua, karena saya ingin memakai nama “Kun-yah”..
Kun-yah.. Apa itu kun-yah ??
Mungkin tmand2 smua mrasa asing dg istilah kun-yah.. n arti kun-yah apaan yaa?? #KepoDeh :D

Kun-yah merupakan salah satu “Adabun Islaamiyyun” (adab dalam Islam) dari sekian banyak adab yang disunnahkan Rasulullah Shalallahu`alaihi wasallam untuk kita hidupkan..
Tetapi sunnah ini mulai banyak di tinggalkan di kehidupan sekarang ini..

Kun-yah adalah nama yang dimulai dengan kata “abu” (bapak) bila yang diberi kunyah itu laki-laki dan dimulai dengan “ummu” (ibu) bila yang diberi kunyah itu perempuan..

Namun sayangnya, sunnah ini termasuk yang jarang diketahui dan diamalkan oleh umat islam pada umumnya..

looh.. pe kkak kn blum nikah, blum pnya suami, bluum pnya anak jgaa.. | truuus Masbulloh ?? :D candaa eeuii..

Banyak hadist yang menunjukkan disyari’atkannya kun-yah bagi anak kecil dan orang dewasa sekalipun belum mempunyai anak..
Maka merupakan kebiasaan salaf dari kalangan sahabat adalah berkun-yah sekalipun belum dikaruniai anak..

Dari Anas bin Malik,
“Rasulullah sering menemui kami. Aku punya adik yang berkunyah Abu ‘Umair. Dia punya seekor burung yang sering dipakai untuk bermain. Suatu hari Nabi datang setelah burung tersebut mati. Beliau melihat Abu ‘Umair bermuram muka. Nabi lantas bertanya kepada kami ‘ada apa dengannya?’, ‘burungnya mati,’ sahut kami. Nabi lalu bersabda ‘Hai Abu ‘Umair apa yang telah dilakukan oleh burungmu?’” (HR. Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi, Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 7830)

Dalam Tuhfatul Aba’ dinyatakan,
“Hadits di atas menunjukkan bahwa anak kecil boleh punya kunyah. Anak kecil yang suka bermain dengan burung dalam Hadits di atas berkunyah Abu ‘Umair, bahkan Nabi pun memanggilnya dengan kunyah tersebut. Ini termasuk adab arab yang bagus. Kunyah untuk anak kecil itu berfungsi mengangkat dirinya, meningkatkan kecerdasannya dan menyebabkan dia merasa dihargai.” (Tuhfatul Aba’ Bima Warada fi Tarbi Yatul Aulad).

Jadi Hadits di atas menunjukkan bahwa anak kecil boleh diberi kun-yah..

Sekalian nih saya sertakan adab-adab yang berkenaan dengan nama kun-yah, yaitu:

1. Abu (bagi laki-laki) atau Ummu (bagi perempuan)..
2. Orang yang belum atau tidak punya anak boleh berkun-yah. Oleh karena itu anak kecil yang jelas belum menikah diperbolehkan untuk berkun-yah..
3. Tidak boleh berkun-yah dengan nama Allah semisal Abul A’la (Al-Maududi)
4. Tidak boleh berkun-yah ‘Abul Qosim’ berdasarkan Hadits Rasulullah shollahu’alaihiwasallam, “Hendaklah kalian bernama dengan nama-namaku tetapi jangan berkunyah dengan kunyahku (Abul Qosim).” (HR. Bukhori no. 3537 dll).

Nah, jadi itu lah alasan saya mengapa memakai nama pena dan nama kun-yah UMMU MISHARY..

Banyak kok di antara kita baik yang akhwat maupun ikhwan yang belum menikah memakai nama kun-yah..

Kan memakai nama kun-yah merupakan salah satu sunnah Nabi :')

nma Kun - yah ini jgaa saya sndirii yg mencri.. bukn krna ad ikhwan sana sini..

Keep Husnudzon Yaa :))

#UMMU_MISHARY_FATIH_RASYID