Kamis, 03 Oktober 2013

Aku bangga menjadi Muslimah

.Aku bangga menjadi Muslimah
Disaat yang lain bangga menjadi wanita Modern.
Aku bangga Jilbabku menjuntai kedada
Disaat yang lain bangga mengikuti Mode,

Aku bangga menjadi pengurus kerohanian islam Disaat yg lain lena,
Aku tak peduli dgn anggapan sok suci
Krna aku tahu apa yg lakukan,
Awalnya aku tidak percaya diri….
Dengan pakaian muslimah yang tertutup rapi….
Teman ~ teman berkata aku tdk trendy…..
Tapi Abi berkata aku cantik begitupun Ummi…..
Wahai Kawan yg bermimpi sanjungan……
Cantik buKanlah buka ~ bukaan….
Cantik bukan selalu berdandan….
Dan Cantik bukan berarti seorg pujaan….
Kuulurkanan jilbabku hingga terasa damai dihatiku…
kulonggarkan pakaianku sehingga tertutup bentuk tubuhku…
kulakukan itu semua demi cintaku pada Rabbi-ku..
Dan kuberbisik dalam hatiku, semoga engkau bahagia melihatku..
Andai semua orang memahami…
Cantik lahir bukanlah Ukuran…..
Tapi Cantik hati sebagai muslimah dan memikat semua Orang….
Dan terutama budi pekerti seperti yg Rasul Contohkan…..
maKa Saudariku Peliharalah AURAT……..
Tdk akan tertutup dgn berperangai yg BAIK,
tdk akan tertutup dgn sifat LEMAH LEMBUT,
tdk akan tertutup dgn kata ~ kata yg BAIK,
tetapi hanya akan tertutup dengan PAKAIAN yg SEMPURNA,
~ Mudah – Mudahan AKHLAK dibalik pakaian tadi lebih INDAH dari pada
pakaiannya…Aamiin… —

Rabu, 02 Oktober 2013

~~ DILEMA WANITA BERMANHAJ SALAF ~~


Wanita yang bermanhaj salaf adalah wanita yang sudah mengerti cara beragama yang benar, mengerti makna dan berjalan di atas tauhid yang benar, menjauhi bid’ah, menjaga aurat dengan jilbab yang syar’i, berilmu dan yang terpenting mereka berpegang dan taat kepada alqur’an dan sunnah dengan pemahaman para sahabat Radhiallohu anhum.


Intinya wanita yang bermanhaj salaf di zaman ini bak mutiara di dasar lautan yang sukar sekali menemukannya, jika ada pun telah menjadi milik orang lain.


Lelaki yang bermanhaj salaf juga sama seperti wanita yang bermanhaj salaf, bahkan mayoritas mereka lebih berilmu dari pada wanitanya. Dan tentu mereka menginginkan mutiara mutiara itu untuk di jadikan pendamping hidup mereka, untuk menjadi madrasah bagi anak-anaknya, untuk tempat dia berbagi ilmu dan menggapai syurga Allah pada jalan yang benar.

Dan begitu juga wanita yang bermanhaj salaf, tentunya mendambakan lakai-laki yang seaqidah dengan mereka, yang mengerti kenapa mereka melakukan ini dan itu, yang mengajak mereka ke jalan yang lurus, yang membimbing mereka dengan ilmu dan yang terpenting adalah mengajak mereka bertauhid dengan benar dan menjauhi bid’ah.

Dan ini tidaklah salah, karena mereka paham betul dengan firman Allah:


Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).

Dan juga firman Allah yang lain:


Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan risqi yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).

Lalu kenapa ada dilema bagi wanita-wanita yang bertauhid ini?

Wanita-wanita di zaman Rasulullah dan para sahabat, apabila mereka menyukai lelaki yang sholih, maka mereka dengan mudah untuk mendapatkannya, karena orang2 tua mereka juga sholeh, paham atas agama ini. Bahkan orang tua mereka yang mencarikan mereka lelaki yang sholeh, tanpa melihat status, tanpa melihat materi, yang terpenting adalah ketaqwaan mereka, ilmu yang mereka miliki dan pengamalannya.

Namun di zaman ini, zaman yang penuh fitnah, zaman dimana orang jahil mayoritas dan orang yang berilmu menjadi minoritas, maka di sinilah letak dilemanya. Saat sang akhwat begitu mendambakan ikhwan yang bertauhid, bermanhaj yang haq, tapi mereka harus menahan keinginan- keinginan mereka itu karena terhalang oleh orang tua mereka yang jahil, orang tua mereka yang tidak lagi memandang ketaqwaan dan ilmu bagi anak-anaknya, tapi lebih condong kepada status social dan materi. Subhanalloh wa ni’mal wakil…

Ketika seorang akhwat di tanya : kenapa inginya menikah dengan lelaki yang bermanhaj salaf…?

Maka dia menjawab: ana ingin dia menjadi pembimbing dalam hidup ana nantinya, ana ingin berjalan pada manhaj yang sama, jika ana menikah dengan orang jahil, maka ana ingin ke taklim manhaj salaf, tapi dia ingin ke taklim yang penuh dengan gelak tawa, taklim yang ada musiknya. Jika ana katakana perayaan maulid nabi itu bid’ah, maka dia katakana itu sunnah, jika ana katakana isbal itu haram, dia katakan tidak apa-apa jika tidak sombong. Bagaimana rumah tangga bisa damai, jika selalu ada pertentangan di dalamnya.


Lalu haruskah ana mengorbankan hidup ana , agama ana, Demi kepentingan orang tua? Demi menuruti kemauan orang tua?
Bukankah orang tua yang menghalangi anaknya untuk mendapati kebaikan termasuk dalam bermaksiat kepada Allah?
Dan tidak ada ketaatan terhadap makhluk apabila untuk bermaksiat kepada Allah?

Tapi mereka adalah orang tua ana yang harus ana tetap berlaku ma’ruf (baik) kepada mereka, bila ana tidak ikuti keinginan mereka, mereka akan marah, mereka akan mengatakan bahwa ana adalah anak durhaka, mereka akan menangis, mereka akan tidak perduli lagi sama ana, bahkan mungkin mereka akan putuskan hubungan silaturrahim.


Bukankah Rasulullah bersabda:
Tidak akan masuk syurga orang memutuskan hubungan silaturrahim.( HR Bukhari ).

Inilah yang ana takutkan…!
Inilah zamannya…!!
Inilah dilemanya…!!!

Hanya air mata yang bisa ana curahkan, hanya Allah tempat ana mengadu, biarlah air mataku yang mengalir, asal jangan air mata ibuku...


www.facebook.com/pages/Menggapai-Ilmu-Menanti-Jodoh

Rabu, 21 Agustus 2013

Kami Menyayangi dan Mencintaimu Tapi Kami Sungguh Membenci Lingkungan Keberadaanmu..



Dari tabungan tempatmu kami dpaat miliki..
Darii persihan hingga perataan tempatmuu..
Darii tabungan kami mulaai mmbangunmu..
Darii bwaah hingga atas kami membangunmuu..
Wlawpun tak sempurna kami membangunmu..
Tapi bntuukmu sangaat kami syukuri..
Bntuukmu memaang bnyak kkurangaan ..
Tpi isimu sungguh sempurna bagiku..
Sempurna krna ksabaran pnghunimu..

Dari 2001 hingga skraang kami mnempatimuu..
Sungguh kamii mncintaimu dan lngkungan kberadaanmu..
2002 hingga 2010 kami sungguh snaang dg tempat dan lngkungan kberadaanmu..
2011 hingga kini kami tersentak.. hdup bgaikan dneraka dunia..
Kami mnjadii bncii dgan lingkungan kbradaanmu..
Sangaat kamii bncii..
Cmaa 1 yg terfikir olehku ..
Bgaimana cara mmbwamu prgy drii sini..
Bgaimana cara mmbawamu larii..
Sdangkan kamu tmbuh dgan pondasi yg sangat kokoh n kuat..

LAWAN..!!! JANGAN MENYERAH..!!!
Mungkiin kata2 ituu yg hruus aku lkukaan..
Kau kokoh dtmpaatmu, wlawpun bnyak angin yg menggoyahkan..
Kami jga hrus kokoh dtmpatmu,, dngan KoKOMPAKan kamii... Para Penghunimu..

Rabu, 08 Mei 2013

arsitektur modern


A.ARSITEKTUR MODERN
Sepanjang sejarah manusia, Arsitektur hanya mengalami satu kali perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya Arsitektur Modern
. Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya.
Merintis Modern
Di pertengahan abad ke-18, tahun 1750-an di Perancis, muncul orang-orang yang berambisi untuk menghasilkan Arsitektur dengan menggunakan akal dan idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan perasaan.
Beberapa nama tersebut adalah :
  1. Boulle
  2. Blondel,
  3. Quatremere de Quincy
    (Tipologi misalnya, dimunculkan pertama kali pada abad ke-18 oleh Quatremere de Quincy.)
Bagi mereka ini, Arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia Arsitektur, apa yang dilakukan oleh orang-orang Perancis ini adalah sebuah reformasi, perubahan. tak ayal lagi, sejarah menobatkan orang-orang ini sebagai the first Modern
. Dengan demikian, dapat saj dikatakan bahwa Arsitektur Modern
ini sudah hadir pada abad ke-18 bukan abad ke-20. Tetapi, yang dimaksud Arsitektur Modern
bukan karya Arsitektur, bukan bangunan atau gedung tapi adalah ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang Arsitektur. Oleh sebab itu seringkali dikatakan bahwa pikiran-pikiran dasar/pokok mengenai Arsitektur Modern
telah dimunculkan di abad ke-18.
Pikiran-pikiran dasar yang baru tadi, baru mendapat kesempatan untuk direalisasikan pada pertengahan abad 19, karena beberapa hal :
1.  Di pertengahan abad 19 itu secara resmi pendidikan Arsitektur telah terbagi menjadi dua yaitu :
Ecole des Beaux Arts – yang mengajarkan Arsitektur sebagai kesenian
Ecole Polytechnique  – yang mengajarkan Arsitektur sebagai ilmu teknik sipil
2.  Munculnya industri bahan bangunan, yang mampu menghasilkan keseragaman ukuran dan kecepatan membangun. Kedua hal ini menjadi faktor yang sangat mendorong percepatan dari Arsitektur Modern
tersebut.
Tahun 1851 di Inggris, diselenggarakan sebuah Expo , dimana gedung utamanya adalah rancangan dari seorang ahli botani. Gedung tersebut dikenal sebagai “Crystal Palace” karya Joseph Paxton yang oleh sejarah Arsitektur dinyatakan sebagai karya Arsitektur Modern
yang pertama, karena dalam perwujudannya mampui memperlihatkan keberadan dari Arsitektur yang mendominasikan unsur space sebagai. Sebelumnya, form merupakan unsur utama perancangan Arsitektur
Eiffel Tower karya Gustav Eiffel, seorang insinyur sipil.
Kesimpulan:
Ide tahun 1750: ide tentang Arsitektur adalah ‘olah pikir’ dan bukan ‘olah rasa’
Ide tahun 1851: ide tebtang Arsitektur adalah permainan ‘ruang’ dan bukan ‘bentuk’
Modern
Periode 1890 – 1930
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen yang dilekukan oleh perorangan maupun oleh kelompok, Eksperimen tersebut, kalau diungkapkan sebagai sebuah pertentangan akan dapat dikatakan sebagai berikut ini.
Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science
Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space
rsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly
Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal
Ya, Dibutuhkan 40 tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern
. Antara 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan: art and craft, art noveau, ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School, dll.
Periode 40 tahun itu merupakan puncak sekaligus titik awal dari Arsitektur Modern
.
Periode 1950-1960an
Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:
a.  Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern
b.  Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik, tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Modern
Mengapa tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern
(banyak dianut oleh pengikut Arsitektur merupakan kerja ilmu dan teknologi)?
a.  Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan kotak dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan geometri, mis : lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi ).
b. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan space/ruang (ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang diwakili oleh kaca lebar dan bidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang sangat tepat untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang).
c.  Faktor lain yang mendukung Arsitektur Modern
pd tahun 50-an: Mass Production.
Dengan produksi massal bahan bangunan oleh pabrik, terjadi 2 akibat:
Kecepatan membangun, dlm waktu singkat dapat menghasilkan bangunan.
Hal ini penting karena pada tahun 1945, Eropa sudah hancur akibat Perang Dunia.
Bahan bangunan dapat menembus batas budaya dan geografis, sehingga Arsitektur menjadi Internasional dan bangunan-bangunan di dunia menjadi seragam.
Dengan kata lain, Arsitektur menjadi sangat demokratis.
Mengapa tahun 50-an dikatakan sebagai kegagalan/ kemerosotan Arsitektur Modern
(banyak dianut oleh pengikut Arsitektur merupakan kerja seni dan estetika)?
Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.
Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa dihilangkan adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama saja bohong/ omong kosong.
Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.
Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy.
Contoh: diterapkannya open plan, yang berarti anti privacy.
Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel, bidang-bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apa-apanya kecuali geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya arsitek atau bukan. Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?)
Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang disharmoni, tidak menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang geometrik dianggap merusak dan memperburuk wajah lingkungan yang masih kental dengan wajah-wajah neoklasik/pramodern.
Sekitar tahun 1960, pertentangan antara kedua aliran itu (pro dan kontra 1950) terjadi lagi. Inti masalahnya adalah:
“Untuk siapa sebenarnya Arsitektur itu diciptakan?”
Maka tahun ini menjadi titik awal lahirnya Post-Modernisme yang melawan Modernisme dengan pernyataannya: Less is Bore.
Contoh: Brutalisme, aliran yang dianut oleh Paul Rudolph (salah satu proyeknya di Surabaya adalah Gedung Dharmala, tapi belum boleh dikatakan sebagai bangunan yang brutalistik).
Ada satu unsur lain di tahun 60-an yang cukup berpengaruh dalam dunia Arsitektur namun baru diakui peranannya pada tahun 1990-an, yaitu: Mass Media. (media cetak, TV, film). Media massa menjadi bagian dari Arsitektur karena Media menjadi wadah bagi kebebasan individual, alat diskusi/ pertukaran dan penyebar-luasan ide. Media massa menjadi pemicu timbulnya Pluralisme atau Kemajemukan yang menjadi bahan dasar Post-Modernisme.
Perbedaan karakter Modernisme dan Post-Modernisme:
Modernisme                  : singular, seragam, tunggal
Post-Modernisme          : plural, beraneka-ragam, bhinneka
B.ARSITEKTUR POSTMODERN
Pengertian postmodern :
  • Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya masih eksis.
  • Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama.
  • Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur Modern tetap dipakai.
  • Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
  • Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur.
  • Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.
Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah saat hadirnya arsitektur modern. Arsitektur sampai abad ke-19 dianggap sebagai seni bangunan. Reformasi pemikiran Arsitektur Modern ini mulai muncul pada abad ke-18, dimana yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya arsitektur, melainkan ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang arsitektur. Pemikiran tersebut baru dapat direalisasikan pada pertengahan abad ke-19 dikarenakan pendidikan Arsitektur yang dibagi menjadi dua, sebagai kesenian dan sebagai ilmu teknik sipil, dan munculnya industri bahan bangunan.
Antara tahun 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan, antara lain : Art and Craft, Art Noveau, Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School, dll.  Periode tersebut merupakan puncak sekaligus titik awal dari arsitektur modern.
Pada tahun 1950-1960, terdapat 2 pihak yang berlawanan :
1.     Kelompok yang berpihak pada teknologi dan industrialisasi; tahun 1950 dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern.
2.     Kelompok yang memuja estetik dan artistik; tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Modern.
Sekitar tahun 1960-an, pertentangan antara kedua pihak itu terjadi lagi dikarenakan adanya perbedaan pendapat tentang ‘untuk siapa arsitektur itu diciptakan?’. Hal tersebut yang menjadi titik awal lahirnya Post Modernisme yang melawan Modernisme dengan pernyataan: Less Is Bore. Media massa juga ikut berperan dalam memicu timbulnya pluralism yang menjadi bahan dasar post modernisme.
Perbedaan karakter Modernisme dan Post Modernisme :
·      Modernisme : singular, seragam, tunggal.
·      Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka.
Sebuah Gambaran tentang Post Modern
Postmodern bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan, teori. Masing-masing menggelarkan pengertian tersendiri tentang dan mengenai Postmodern, dan karena itu tidaklah mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa postmodern itu berarti `sehabis modern’ (modern sudah usai); `setelah modern’ (modern masih berlanjut tapi tidak lagi populer dan dominan); atau yang mengartikan sebagai `kelanjutan modern’ (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang terjadi di masa kini).
Di dalam dunia arsitektur, Post Modern menunjuk pada suatu proses atau kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langgam, yakni langgam Postmodern. Dalam kenyataan hasil karya arsitekturnya, langgam ini muncul dalam tiga versi/sub-langgam yakni Purna Modern, Neo Modern, dan Dekonstruksi. Mengingat bahwa masing-masing pemakai dan pengikut dari sub-langgam/versi tersebut cenderung tidak peduli pada sub-langgam/versi yang lain, maka masing-masing menamakannya langgam purna-modern, langgam neo-modern dan langgam dekonstruksi.
1.       PURNA MODERN
a.       Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari post-modern versi Charles Jencks (ingat, pengertian veris Jencks itu berbeda dari pengertian umum dari `Post Modern’ yang digunakan dalam judul catatan kuliah ini)
b.       Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen-elemen kuno (dari Pra Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang kuno tadi.
c.       Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.
d.       Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry Farrell.
2.       NEO MODERN
a.       Dahulu diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks, sehingga pengertiannya tetap tidak berubah.
b.       Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi menojolkan Tektonika (The Art of Construction).  Arsitekturnya dimunculkan dengan memamerkan kecanggihan yang mutakhir terutama teknologi.
c.       Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan Arsitektur Modern yakni menonjolkan tampilan geometri.
d.       Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi dwi matra (misal, tampak sebagai proyeksi dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yang trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukan yang dwimatra).
e.       Tokohnya antara lain:  Richard Meier, Richard Rogers, Renzo Piano, Norman Foster.
f.         Tampilan dominan bentuk geometri.
g.       Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya ditampilkan sebagai aksen. Walaupun demikian, punya warna favorit yakni warna perak.
3.       DEKONSTRUKSI
a.       Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut.
b.       Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O’Gehry.
c.       Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur kurang berperan.
Pokok-pokok pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dari ciri-ciri di atas berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaan penting dengan yang modern itu.
1.       Tidak memakai semboyan Form Follows Function
Arsitektur posmo mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan.
Apa yang dikomunikasikan?
Yang dikomunikasikan oleh ketiganya itu berbeda-beda, yaitu :
PURNA MODERN : yang dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas kultural, atau identitas historikal. Hal-hal yang ada di masa silam itu dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari perjalanan sejarah kemanusian.
NEO MODERN : mengkomunikasikan kemampuan teknologi dan bahan untuk berperan sebagai elemen artistik dan estetik yang dominan.
DEKONSTRUKSI : yang dikomunikasikan adalah
a.       Unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansial yang dimiliki oleh arsitektur.
b.       Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang essensial maupun substansial.
Karena pokok-pokok pikiran itu dapat pula dikatakan bahwa:
Arsitektur PURNA MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (The Past),
Arsitektur NEO MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa ini (The Present), sedangkan
Arsitektur DEKONSTRUKSI tidak mengikatkan diri kedalam salah satu dimensi Waktu (Timelessness). Pandangan seperti ini mengakibatkan timbulnya pandangan terhadap Dekonstruksi yang berbunyi “Ini merupakan kesombongan dekonstruksi.”
2.       Fungsi ( bukan sebagai aktivitas atau apa yang dikerjakan oleh manusia terhadap arsitektur)
Yang dimaksud dengan `fungsi’ di sini bukanlah `aktivitas’, bukan pula `apa yang dikerjakan/dilakukan oleh manusia tehadap arsitektur’ (keduanya diangkat sebagai pengertian tentang `fungsi’ yang lazim digunakan dalam arsitektur modern). Dalam arsitektur posmo yang dimaksud fungsi adalah peran adan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia, yang disebut manusia bukan hanya pengertian manusia sebagai mahluk yang berpikir, bekerja melakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan memori. Manusia bukan manusia sebagai makhluk biologis tetapi manusia sebagai pribadi.
Fungsi = apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang dilakukan manusia; dan dengan demikian, ‘FUNGSI bukan AKTIVITAS’
Dalam posmo, perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur, yaitu :
Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuk sampai bom),
Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat,
Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia untuk berbagai keperluan,
Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan budayanya akan masa silamnya,
Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpi dan berkhayal,
Arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang sejujur-jujurnya.
Berdasarkan pokok pikiran ini, maka :
Dalam PURNA MODERN yang ditonjolkan didalam fungsinya itu, adalah  fungsi-fungsi metaforik (=simbolik) dan historikal.
NEO MODERN menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi (masa depan yang sedemikian indahnya sehingga tidak bisa terbayangkan).
DEKONSTRUKSI menunjuk pada kejujuran yang sejujur-jujurnya.
3.       Bentuk dan Ruang
Didalam posmo, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat), keduanya menjadi 2 komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka, sehingga bisa dihubungkan atau tidak.
Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang.
Ciri pokok dari bentuk adalah ‘ada dan nyata/terlihat/teraba’, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ‘ada dan tak-terlihat/tak-nyata’. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya.
Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur :
Purna Modern bentuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang,
Neo Modern sebaliknya bertolak belakang , menempatkan ruang sebagai unsur yang dominan, sedangkan dalam
Dekonstruksi tidak ada yang dominan, tidak ada yang tidak dominan, bentuk dan ruang memiliki kekuatan yang sama.